SimetrisNews.

SimetrisNews.

SimetrisNews - Situs Berita Terpercaya dan Terupdate di Indonesia. platform berita yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, teknologi, kesehatan, dan gaya hidup.

Awal Mula Perang Israel dan Iran, Dipicu Amerika?

Awal Mula Perang Israel dan Iran, Dipicu Amerika?

Konflik Iran dan Israel (Foto: Antara)

SimetrisNews - Israel mendadak menyerang Iran sejak Jumat (13/6/2025) lalu, melalui udara. Selama tiga hari ini, sampai Senin (16/6), serangan Israel telah membunuh sedikitnya 224 orang, yang 90 persen di antaranya warga sipil, menurut laporan Kementerian Kesehatan Iran.

Pemerintah Israel mengklaim bahwa serangan itu adalah serangan "pencegahan" dari ancaman Iran untuk membuat bom nuklir. Israel mengklaim bahwa Iran melanggar komitmen Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dan menganggap itu sebagai keadaan darurat.

Namun, Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) menolak klaim Israel yang menyebut Iran melanggar aturan mengenai senjata nuklir. Ini berarti, klaim Israel terhadap Iran, tidak terbukti.

Mengapa Israel Menyerang Iran?

Menurut laporan Al Jazeera, yang dikutip Selasa (17/6), serangan Israel berkaitan dengan posisi politik negara tersebut di dunia internasional. Pada saat ini, semakin banyak negara yang mulai mendukung Palestina dan menyuarakan kampanye genosida di Gaza.

Kondisi ini membuat Netanyahu menyadari bahwa pemerintahannya kehabisan pilihan. Terlebih, komunitas internasional, serta sekutu regional, mulai mengkritik Israel secara vokal.

Beberapa negara juga telah bersiap untuk melakukan tindakan sepihak, seperti pengakuan terhadap negara Palestina. Surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional untuk Netanyahu juga sudah menunggu.

Selama ini, Israel dan militernya terus-menerus melakukan pembantaian, menyangkalnya, dan terbukti berbohong. Dalam kondisi politik yang tak banyak pilihan, pihak Israel melihat Iran menjadi ancaman potensial oleh banyak negara maju. Terlebih, Iran termasuk negara dengan militer kuat yang berada di kubu anti-Israel.

Dengan dalih tentang "keamanan", Israel telah menyerang dan membunuh dari Gaza ke Yaman, Lebanon, Suriah, dan sekarang di Iran.

Iran Membalas Serangan Israel

Melihat ibu kotanya, Teheran, porak poranda, Iran tak tinggal diam. Pihak Iran membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

Pihak Israel juga tak henti menyerang Iran. Mereka menyerang ke lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran sejak Jumat (13/6) pagi.

Pada hari kedua, Angkatan Udara Israel juga melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

Saling balas serangan pun masih terjadi hingga Senin (16/6). Pihak Iran telah menginformasikan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa pihaknya menutup melakukan negosiasi gencatan senjata saat diserang Israel. Iran menyampaikan tidak akan berunding kala diserang.

Sejarah Singkat Konflik Iran Vs Israel

Serangan Israel ke Iran bukan kali pertama terjadi. Tahun lalu, Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus yang menewaskan tiga komandan Iran.

Lebih jauh lagi, sejak revolusi Islam Iran terjadi pada 1979, hubungan dengan Israel memburuk di kepemimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Iran memutuskan hubungan dengan Israel dan mengubah kedutaan besar Israel di Teheran menjadi kedutaan besar Palestina.

Kemudian sejak awal 2000-an hingga 2020, Israel terus berupaya merusak fasilitas nuklir Iran, termasuk para ilmuwannya. Kematian komandan sayap luar Garda Revolusi Islam Iran, Maj. Gen. Qassim Soleimani (Jenderal Soleimani), oleh Amerika Serikat, turut memperkeruh keadaan.

Israel merasa puas dan dilaporkan melakukan sejumlah serangan ke Iran secara rahasia.

Pada November 2021, Israel membunuh ilmuwan nuklir papan atas Iran, Mohsen Fakhrizadeh. Kemudian pada Mei 2022, Israel membunuh komandan Garda Revolusi, Kol. Sayad Khodayee.

Saling serang terus berlanjut hingga 2023, 2024, dan kini pada 2025, Israel kembali memulai genderang 'perang' lagi.